Siklus Air - Poin 100
Keberadaan internet membuat siapa saja bisa mengakses berbagai informasi, maka tidak heran belakangan ini banyak sekali betebaran situs-situs yang membahas mengenai Siklus Air. Hal ini sangat logis mengingat di era pandemi ini, masyarakat kita lebih sering melakukan proses belajar mengajar secara daring. Baiklah sudah cukup basa-basinya, yuk langsung masuk ke pembahasan saja.
Penjelasan Lengkap Siklus Air
Pernahkah kalian bertanya – tanya, mengapa air di dalam kehidupan manusia tidak pernah habis, hal tersebut dikarenakan adanya siklus air.
Air menjadi satu – satunya zat yang ada di bumi dengan macam 3 bentuk sekaligus, yakni padat (es), cair (air), serta gas (awan).
Ketiga bentuk tersebut dapat saling bertukar wujud melalui proses daur air atau juga yang dikenal sebagai siklus air.
Sebelum membicarakan lebih lanjut terkait siklus air, ketahui dulu beberapa manfaat utama pada air seperti:
- Bahan baku fotosintesis
- Sebagai pelarut
- Pengatur tekanan osmotik sel
- Pengatur suhu tubuh
- Media transportasi zat yang ada di dalam tubuh (darah)
- Air minum, mencuci, mandi, pembangkit listrik, irigasi, serta pariwisata.
Pengertian siklus air (hidrologi) merupakan sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer menuju bumi kemudian kembali ke atmosfer lewat proses kondensasi, presipitasi, evaporasi serta transpirasi. Hidrologi menjadi bidang ilmu yang berhubungan dengan siklus air, berhubungan dengan asal, distribusi, serta sifat air.
Siklus air sendiri memiliki peran yang sangat penting untuk kehidupan makhluk hidup di Bumi. Namun sebelum itu, kalian harus mengetahui tahapan yang yang terjadi pada siklus air, diantaranya yaitu:
Tahapan Siklus Air (Hidrologi)
Lebih dari 96% cadangan air yang ada di dunia ini asalnya dari lautan. Maka tak heran apabila banyak penjabaran daur air yang dimulai dari tempat itu.
Berikut adalah istilah – istilah yang ada pada siklus air, diantaranya yaitu:
1. Evaporasi / Penguapan
Evaporasi merupakan sebuah proses yang mana air yang berada di rawa, laut, samudra, danau dan sumber lainnya menguap akibat adanya pemanasan dari sinar matahari.
Di dalam tahapan satu ini, air akan diubah menjadi uap air (gas) sehingga dapat naik menuju atas atmosfer.
Semakin besar energi dari panas matahari yang sampai di permukaan bumi, maka laju evaporasi juga akan semakin besar.
2. Transpirasi
Transpirasi adalah suatu proses penguapan yang menyerupai evaporasi. Yang membedakan pada proses penguapan satu ini berlangsung pada jaringan makhluk hidup.
Proses transpirasi juga akan mengubah air ke dalam uap air kemudian dibawa menuju atmosfer.
Salah satu transpirasi yakni akar tanaman menyerap air kemudian mendorongnya menuju daun untuk digunakan pada proses fotosintesis.
Air dari hasil fotosintesis tersebut lalu dikeluarkan oleh tanaman lewat stomata sebagai uap air.
3. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi merupakan suatu gabungan dari tahapan evaporasi dan juga transpirasi.
Proses satu ini kerap kali disebut sebagai pentotalan penguapan air pada permukaan bumi.
4. Sublimasi
Tak hanya proses penguapan, sublimasi juga berkontribusi terhadap uap air di udara. Sublimasi merupakan suatu proses yang mana es akan langsung diubah ke dalam uap air tanpa diubah menjadi air cair.
Fenomena satu ini bertambah cepat ketika suhu rendah / pada tekanan tinggi.
Sumber utama air pada proses sublimasi ialah lapisan es di Kutub Utara serta Kutub Selatan dan lapisan es di pegunungan.
Sublimasi menjadi proses yang sedikit lebih lambat dibandingkan dengan proses penguapan.
5. Kondensasi
Kondensasi adalah proses dimana uap air di atmosfer berubah menjadi wujud cair atau dapat dikatakan kebalikan dari penguapan.
Disebut sebagai kebalikan penguapan sebab uap air mempunyai tingkat energi yang tinggi dibandingkan air pada saat kondensasi berlangsung, kelebihan energi di dalam bentuk energi panas dilepaskan.
Terjadinya kondensasi di awan bisa muncul sebagai embun maupun awan itu sendiri
Air yang sudah berevaporasi akan menuju ke atmosfer. Di kondisi jenuh, uap air (awan) berubah menjadi bintik -bintik air yang kemudian akan turun (presipitasi) dalam wujud salju, hujan, hujan es.
6. Adveksi
Adveksi merupakan suatu proses perpindahan awan secara horizontal dari sebuah lokasi menuju lokasi lainnya sebab adanya tekanan udara atau angin.
7. Presipitasi
Titik – titik air yang terus bergabung sampai awan akan menjadi bentuk yang besar serta berat sehingga pada akhirnya akan jatuh kembali menuju bumi, inilah yang disebut sebagai presipitasi.
Wujud presipitasi satu ini bisa berwujud air hujan, salju, maupun kristal es, tergantung dengan suhu ketika pengembunan.
8. Runoff / Limpasan
Runoff adalah berlangsungnya pada saat curah hujan berlebihan serta tanah tidak lagi bisa menyerap air.
Danau dan sungai adalah hasil runoff, apabila runoff mengalir menuju danau (tanpa adanya saluran keluar untuk mengalir keluar dari arah danau) maka penguapan adalah cara air kembali menuju atmosfer.
9. Infiltrasi / Perkolasi ke Dalam Tanah
Air bergerak menuju dalam tanah lewat celah – celah serta pori – pori tanah dan juga batuan ke arah muka air tanah.
Air bisa bergerak akibat adanya aksi kapiler / air bisa bergerak secara vertikal maupun horizontal di bawah permukaan tanah sampai air itu memasuki kembali sistem air permukaan.
Macam – Macam Siklus Air
Siklus air dibagi ke dalam tiga jenis yang berbeda berdasarkan beberapa proses yang dilewatinya dan seberapa jauh air itu dapat bergerak dari tempat evaporasinya.
Berikut beberapa jenisnya:
1. Siklus Pendek / Kecil
Siklus pendek merupakan suatu gambaran proses sirkulasi air yang termudah serta hanya meliputi beberapa tahapan saja.
Secara sederhana, di dalam proses satu ini berlangsung penguapan air laut yang dikarenakan energi panas matahari.
Penguapan itu kemudian memicu terbentuknya uap air (evaporasi). Evaporasi kemudian menimbulkan kondensasi atau pengembunan awan yang did alamnya mengandung air laut.
Sehingga pada titik jenuhnya, awan itu mengeluarkan rintik – rintik hujan menuju kawasan sekitar.
Air hujan itu kemudian akan turun menuju permukaan serta proses sirkulasi air akan terus berlangsung secara berkelanjutan.
2. Siklus Sedang
Pada proses satu ini lumayan panjang daripada siklus air kecil.
Uap air terbentuk tak hanya berasal dari air laut saja, tetapi juga dari sumber air lainnya. Pada hal tersebut, proses transpirasi ikut serta dalam membentuk uap air.
Uap – uap air dari dari proses transpirasi akan mengalami adveksi sebab terbawa angin serta bergerak ke daratan.
Kemudian uap air membentuk awan lalu turun hujan di daratan. Air hujan yang turun pada permukaan akan bergerak mengalami run off ke arah sungai serta mengalir kembali menuju laut.
3. Siklus Panjang
Proses sirkulasi air dalam tahapan ini adalah yang paling kompleks serta biasanya berlangsung di daerah yang mempunyai 4 musim.
Apabila dilihat dari proses tahapannya, siklus panjang hampir sama dengan siklus sedang. Yang membedakan hanya pada jangkauan kawasan pada siklus panjang yang lebih luas.
Di dalam prosesnya, uap air yang membentuk awan tak langsung berubah menjadi rintik hujan, tetapi membentuk salju serta gletser.
Proses berlangsungnya siklus panjang diawali dengan adanya penguapan air, baik itu dari air laut mapun sumber mata air yang lainnya.
Uap air itu tak langsung mengalami proses kondensasi, namun harus melalui proses sublimasi. Proses sublimasi inilah yang menimbulkan uap air berubah bentuk menjadi awan yang mengandung kristal es.
Awan itu kemudian bergerak terbawa angin ke arah daratan serta mengalami proses presipitasi / turunnya hujan dalam wujud salju. Salju yang menumpuk kemudian akan membentuk gletser.
Gletser nantinya akan mencair serta mengalami run off mengalir menuju permukaan tanah kemudian sungai dan diteruskan menuju laut.
Faktor yang Mengganggu Siklus Air
Disadari atau tidak, aktivitas yang dilakukan manusia kerap kali merugikan alam, salah satunya mengubah daur air. Kondisi dan aktivitas yang berisiko mengganggu daur air adalah penebangan hutan dan efek rumah kaca.
1. Penebangan Hutan
Contohnya penebangan pohon untuk membuka lahan pertanian / pemukiman baru menjadi faktor utama yang mengganggu siklus air.
Normalnya ketika bernafas, pepohonan akan melepaskan uap air yang terbang menuju atmosfer serta berproses menjadi hujan / salju yang turun di kawasan tersebut.
Tetapi pada saat hutan menjadi gundul, uap air akan berkurang dan menyebabkan curah hujan menjadi rendah di kawasan tersebut.
Tak hanya siklus air yang terganggu, tanah di kawasan tersebut juga akan kering serta tidak stabil yang menyebabkan rawan longsor.
2. Air, Masyarakat & Ekologi
Air dapat mempengaruhi intensitas variabilitas serta perubahan iklim.
Manusia memakai air untuk minum, pengairan pertanian, aplikasi industri, pembuangan limbah, tenaga air serta rekreasi.
Penting jika sumber air harus dilindungi baik untuk kebutuhan manusia ataupun kesehatan ekosistem.
Pada beberapa daerah, persediaan air habis sebab adanya pertumbuhan penduduk, polusi serta pembangunan.
Tekanan satu ini dapat diperparah dengan variasi iklim serta perubahan yang mempengaruhi siklus hidrologi.
3. Air & Perubahan Iklim
Perubahan iklim dapat mempengaruhi dimana, kapan, serta berapa banyak air itu tersedia.
Peristiwa cuaca ekstrem seperti curah hujan tinggi dan kekeringan yang mana diperkirakan meningkat seiring dengan perubahan iklim mampu memengaruhi sumber daya air.
Dikutip dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, setidaknya ada 5 dampak signifikan dari perubahan iklim yang mempengaruhi siklus air, diantaranya yaitu:
- Pencemaran air yang dapat mempengaruhi kualitas air untuk keperluan kehidupan manusia.
- Kekurangan air bersih serta sanitasi yang juga dapat menurunkan kualitas hidup manusia.
- Hilangnya keanekaragaman hayati seperti jenis tanaman atau hewan yang masuk ke dalam kategori “terancam punah”.
- Berlangsungnya kekeringan serta banjir yang memiliki dampak langsung dari hilangnya beberapa jenis tumbuhan penahan air hujan / hasil daur air.
- Konflik air sebab kurangnya ketersediaan air bersih yang ada di muka bumi.
4. Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca merupakan proses alami pada saat bumi mengurung gas tertentu, supaya suhu udara yang ada di bumi lebih stabil daripada planet lain.
Namun kegiatan manusia seperti pembakaran bahan bakar menimbulkan suhu di bumi lebih panas dari yang seharusnya.
Keadaan tersebut populer dengan sebutan global warming / pemanasan global.
Pemanasan global dapat mengganggu daur air sebab akan membuat es yang ada di kutub mencair.
Pada saat pencairan satu ini berlangsung secara terus – menerus, bumi nantinya akan mengalami perubahan iklim yang juga dapat berdampak buruk terhadap kehidupan manusia.
Selain beberapa faktor di atas, ada juga beberapa faktor lainnya seperti:
- Penebangan hutan
- Kebakaran hutan
- Pembangunan
- Pembuatan saluran irigasi
- Polusi air (membuang sampah / limbah ke sungai).
- Pemakaian secara boros / berlebihan.
- Penutupan permukaan tanah dengan menggunakan aspal.
The post Siklus Air appeared first on Yuksinau.
ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Comments
Post a Comment