Jenis Pelapukan - Poin 100
Keberadaan internet membuat siapa saja bisa mengakses berbagai informasi, maka tidak heran belakangan ini banyak sekali betebaran situs-situs yang membahas mengenai Jenis Pelapukan. Hal ini sangat logis mengingat di era pandemi ini, masyarakat kita lebih sering melakukan proses belajar mengajar secara daring. Baiklah sudah cukup basa-basinya, yuk langsung masuk ke pembahasan saja.
Penjelasan Lengkap Jenis Pelapukan
Pelapukan hampir bisa terjadi pada berbagai komponen seperti batuan hingga manusia, dimana jenis pelapukan pada setiap benda atau makhluk hidup itu berbeda – beda.
Seperti yang telah diketahui, makhluk hidup (manusia, binatang, serta tumbuhan) jika sudah mati, maka mereka akan mengalami pelapukan terhadap jasadnya.
Sebagai contoh pada jasad manusia apabila sudah dikubur, maka dalam jangka waktu tertentu jasad tersebut akan melebur menjadi tanah. Demikian juga dengan tumbuhan atau binatang.
Tak hanya makhluk hidup, terdapat juga benda mati yang mengalami pelapukan. Selengkapnya terkait pelapukan dan informasi lainnya, simak ulasan di bawah ini.
Pengertian Pelapukan
1. Secara Umum
Pelapukan merupakan sebuah kejadian penghancuran massa batuan, baik itu secara kimiawi, fisika, atau secara biologis.
Dalam proses pelapukan batuan akan memerlukan waktu yang sangat lama. Seluruh proses pelapukan tersebut pada umumnya akan dipengaruhi dengan cuaca.
Batuan yang telah mengalami sebuah proses pelapukan, nantinya akan berubah menjadi tanah. Apabila tanah itu tak bercampur bersama mineral yang lainnya, maka tanah itu disebut sebagai tanah mineral.
2. Menurut Para Ahli
Selain pengertian di atas, ada juga beberapa pengertian pelapukan menurut para ahli seperti berikut ini:
a. Hanafiah, 2005
Suatu proses alamiah akibat adanya kegiatan bekerja dari berbagai gaya alam baik secara fisik ataupun kimiawi yang menimbulkan terjadinya pemecah belahan, transformasi batuan, penghancuran, serta mineral – mineral penyusunnya menjadi materi lepas (regolit) pada permukaan bumi.
b. Wikipedia Indonesia
Suatu proses alterasi serta fragsinasi batuan dan juga material tanah pada dan/atau dekat permukaan bumi dikarenakan adanya proses fisik, kimia, atau biologi.
c. Mandiri Geografi untuk SMA/MA Kelas X
Suatu proses penghancuran batuan dari bentuk gumpalan ke dalam bentuk yang lebih kecil atau hancur.
d. Pelajaran IPA-Fisika Bilingual SMP/MTs Kelas IX
Suatu proses hancurnya batuan dari gumpalan besar ke dalam butiran yang lebih kecil hingga menjadi sangat halus.
e. Geografi untuk SMA/MA Kelas X
Sebuah peristiwa penghancuran / pengrusakan serta pelepasan berbagai partikel batuan.
f. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Proses yang berkaitan dengan adanya penghancuran bahan yang asalnya dari tumbuhan atau binatang oleh kegiatan jamur serta jasad renik lain.
g. Encyclopedia Britannica
“Disintegration or alteration of rock in its natural or original position at or near the Earth’s surface through physical, chemical, and biological processes induced or modified by wind, water, and climate”.
Terjemahan:
Disintegrasi / perubahan batuan di dalam posisi alami / asli pada atau dekat dengan permukaan bumi lewat kimia, fisik, biologi serta proses induksi / dimodifikasi oleh air, angin, serta iklim.
h. Cambridge Dictionary
“The processes by which rock is broken into smaller pieces by the action of the weather”.
Terjemahan:
Proses dimana batu dipecah ke dalam potongan kecil oleh aksi cuaca.
i. Encyclopedia Britannica dictionary
“The action of the weather conditions in altering the color, texture, composition, or form of exposed objects; specifically the physical disintegration and chemical decomposition of earth materials at or near the earth’s surface”.
Terjemahan:
Aksi keadaan cuaca di dalam mengubah tekstur, warna, komposisi, atau bentuk benda; terutama disintegrasi fisik serta dekomposisi kimia bahan bumi pada / dekat dengan permukaan bumi.
Faktor yang Mempengaruhi Pelapukan
Terdapat dua hal yang dapat mempengaruhi proses pelapukan, yakni daerah / batuan yang akan lapuk serta tenaga yang melapukkan.
Kecepatan dalam proses pelapukan dapat ditentukan oleh beberapa hal seperti berikut ini:
- Berbagai unsur kimia yang terkandung di dalam suatu batuan.
- Tingkat kekuatan serta kekompakan batuan.
- Kondisi dari vegetasi organisme lain yang ada.
- Topografi atau kemiringan pada lereng.
- Iklim dan cuaca.
Berdasarkan dari tenaga yang dapat menimbulkan pelapukan, maka kecepatan pelapukan dapat ditentukan oleh beberapa hal seperti:
Kekuatan air, angin, atau cairan gletser yang mengalir
- Organisme yang mampu untuk merusak lahan.
- Unsur kimia yang terkandung di dalam suatu tenaga pelapuk.
- Dan yang terakhir adalah temperatur.
Jenis – Jenis Pelapukan
Jika dilihat dari penyebabnya, maka proses pelapukan dapat digolongkan menjadi tiga jenis yang berbeda, diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Pelapukan Mekanis / Fisis
Pelapukan mekanis juga sering disebut sebagai pelapukan fisis.
Pengertian pelapukan jenis ini ialah pelapukan yang sifatnya merombak batuan tanpa terdapat perubahan kimia terhadap mineral – mineral penyusunnya.
Penghancuran batuan satu ini dapat dikarenakan adanya pembekuan air, akibat pemuaian, perubahan suhu secara mendadak, atau perbedaan suhu yang amat besar diantara siang dan juga malam.
Berikut ini ulasan lebih lengkap terkait bagaimana perubahan tersebut dapat terjadi:
a. Perbedaan Suhu antara Siang & Malam
Penghancuran batuan yang berlangsung akibat dari adanya perbedaan suhu yang amat besar diantara siang dan malam.
Pada waktu siang hari, suhu akan menjadi sangat panas yang membuat batuan menjadi mengembang. Sementara di waktu malam hari, temperatur akan turun sangat rendah (dingin).
Penurunan temperatur yang sangat cepat atau mendadak tersebut akan menimbulkan batuan menjadi retak – retak hingga pada akhirnya pecah serta hancur berkeping – keping.
Jenis pelapukan seperti ini dapat kalian perhatikan di kawasan gurun.
Di daerah Timur Tengah (Arab) temperatur pada waktu siang hari dapat mencapai 60 derajat Celcius, sementara di waktu malam hari dapat turun drastis menjadi 2 derajat Celcius.
Atau waktu turun hujan, berlangsung penurunan suhu yang menimbulkan batuan menjadi pecah.
b. Insolasai
Di kawasan padang pasir / gurun, pada saat panas terik lalu tiba – tiba turun hujan, maka berlangsunglah penurunan suhu yang tiba – tiba juga.
Pada waktu itu, kerutan akan terjadi sangat tiba – tiba yang membuat proses hancur butiran batu gurun dengan iringan suara berdentang.
Pelapukan mekanik jenis satu ini biasa disebut sebagai insolasi.
c. Akibat Pembekuan Air
Sebagian batu mempunyai celah atau retakan di dalamnya sebagai akibat dari adanya berbagai gaya tektonik bumi. Air hujan akan masuk serta menggenang di dalam celah – celah batu tersebut.
Pada saat berlangsung penurunan suhu hingga pada derajat di bawah nol, maka air di dalam batu tersebut akan berubah menjadi es.
Sebab es memiliki volume yang lebih besar dibandingkan air, maka es tersebut akan memperbesar retakan batuan.
Jika hal tersebut berlangsung secara terus – menerus, maka lama kelamaan batuan itu akan pecah menjadi beberapa potong.
d. Warna Mineral
Perbedaan warna mineral dapat pembentuk bauan akan menimbulkan perbedaan pemuaian mineral – mineral tersebut ketika mengalami kenaikan suhu.
Hal tersebut akan mengakibatkan bidang perbatasan antara mineral – mineral tersebut yang menjadi retak hingga pada akhirnya akan pecah.
e. Pelapukan Glasial
Di kawasan kutub juga berlangsung pelapukan yang disebut sebagai pelapukan glasial. Pada pelapukan jenis ini disebabkan adanya perubahan suhu serta pembekuan air.
2. Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi merupakan suatu proses pelapukan yang terjadi akibat adanya reaksi kimia terhadap batuan, seperti karbonasi, oksidasi, serta dehidrasi / penguapan.
Jenis pelapukan kimiawi tak hanya dapat mengubah bentuk dari batuan, namun juga akan mengubah struktur kimianya.
Contoh untuk pelapukan kimiawi yang banyak berlangsung di kawasan tropik ialah pelapukan di gua gamping.
Pada pelapukan tersebut, terjadi proses pelarutan serta penguapan yakni CaCo3 dilarutkan ke dalam Ca(HCO3), lalu di dalam gua, larutan tersebut akan menguap menjadi CaCO3 yang baru yang berwujud stalaktit / stalagmit.
Hasil dari pelapukan kimiawi yang ada di kawasan karst juga bisa menghasilkan ponor, karren, sungai bawah tanah, stalagtit, stalagmit, tiang – tiang kapur, atau gua kapur.
a. Karren
Di kawasan kapur pada umumnya terdapat berbagai celah atau alur sebagai akibat dari adanya pelarutan oleh air hujan.
Gejala satu ini ada di kawasan kapur yang tanahnya dangkal. Pada perpotongan celah – celah tersebut pada umumnya memiliki lubang kecil yang disebut sebagai karren.
b. Ponor
Ponor merupakan suatu lubang masuknya aliran air ke dalam tanah di kawasan kapur yang relatif dalam.
Pada ponor ini bisa dibedakan ke dalam 2 macam, yakni dolin dan pipa karst.
- Dolin merupakan suatu yang ada di kawasan karst dan berbentuk seperti corong. Pada dolin ini juga dibagi lagi menjadi 2 jenis, yakni dolin korosi serta dolin terban. Dolin korosi tercipta sebab adanya proses pelarutan batuan disebabkan oleh air. Di dasar dolin juga terdapat endapan tanah yang berwarna merah (terra rossa). Sementara dolin terban tercipta berkat adanya runtuhan atap gua kapur.
- Pipa karst sendiri memiliki bentuk menyerupai pipa. Gejala karst satu ini dapat terjadi sebab adanya larutnya batuan kapur oleh air. Sebab terjadi proses pelarutan batuan, maka disebut sebagai pipa karst korosi. Tetapi apabila terjadi sebab adanya tanah terban, pipa karst tersebut disebut sebagai pipa karst terban / yama-type.
3. Pelapukan Biologis / Organik
Pelapukan biologis atau organik ini terjadi akibat adanya proses organis, dimana pelakunya adalah tumbuhan, hewan, hingga manusia lewat serangkaian aktivitasnya.
Contoh sederhana yang ada pada pelapukan biologis ini ialah akar tumbuhan yang terselip di antara bebatuan, dimana lama – kelamaan, pada saat si akar membesar, maka dia akan menembus batu tersebut sehingga batu itu akan pecah serta mengalami pelapukan.
Pelapukan biologis satu ini dapat disebut sebagai lanjutan dari pelapukan fisik atau pelapukan kimia.
Apabila lanjutan dari pelapukan fisik, maka disebut sebagai biofisik. Sementara apabila lanjutan dari pelapukan kimia, maka disebut sebagai pelapukan biokimia.
Perbedaan serta penjelasan dari kedua tipe pelapukan tersebut bisa kamu cermati di dalam tabel berikut ini:
Pelapukan Biofisik | Pelapukan Biokimia |
---|---|
Pelapukan oleh akar tanaman.
Akar tanaman yang menerobos ke dalam celah atau retakan batuan mengakibatkan batuan menjadi rapuh dan hancur. |
Pelapukan oleh tanaman.
Asam organik yang berasal dari tanaman mati dan akar tanaman dapat membantu dekomposisi batuan. |
Pelapukan oleh binatang seperti cacing tanah dan unggas.
Binatang tersebut membantu untuk memperbesar dan mengikis retakan batuan serta menyebabkan lapisan batuan di bawah tanah terkorek dan melapuk. |
Pelapukan oleh binatang.
Kotoran dan asam organik dari binatang serta organisme dapat membantu pelapukan batuan secara kimiawi. |
Pelapukan oleh kegiatan manusia.
Pembukaan lahan untuk pertanian, pembangunan fisik, dan kegiatan pertambahan adalah contoh tindakan manusia yang menyebabkan batuan di permukaan tanah akan melapuk. |
Pelapukan oleh kegiatan manusia.
Industrialisasi mengakibatkan polusi udara yang pada akhirnya dapat menyebabkan pelapukan kimiawi. Contohnya adalah hujan asam disebabkan dari pembakaran bahan bakar fosil oleh industri. Gas SO2 dan NO hasil dari pembakaran bahan bakar fosil dapat larut dalam air hujan. Pelarutan ini menimbulkan hujan asam yang menyebabkan pelapukan kimia. |
Di dalam kehidupan sehari – hari, proses terjadinya pelapukan juga kerap kali berlangsung.
Contohnya batu kecil yang terus ditetesi oleh air hujan atau air biasa, maka lama – kelamaan akan melapuk serta berubah menjadi tanah. Peristiwa tersebut sering disebut sebagai pelapukan fisika.
Lalu batu yang ditumbuhi oleh lumut lama kelamaan akan pecah dan juga hancur. Peristiwa itu sering disebut sebagai pelapukan biologi.
Dampak Pelapukan
Berikut ini adalah beberapa dampak yang dapat ditimbulkan oleh adanya suatu proses pelapukan, antara lain:
a. Dampak Positif
- Kegiatan pelapukan bisa menghasilkan bentuk muka bumi yang indah serta menjadi objek wisata. Contoh Grand Canyon yang ada di negara Amerika Serikat.
- Pelapukan yang terjadi di daerah kapur bisa menciptakan gua – gua yang memiliki stalaktit serta stalagmit. Dimana hal tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai tujuan wisata. Contohnya adalah Goa Maharani, Lamongan
b. Dampak Negatif
- Sebagai tenaga destruktif, pelapukan tersebut dapat merusak batu – batuan termasuk berbagai bangunan sehingga akan sangat merugikan bagi kelangsungan hidup.
- Pelapukan juga bisa merusak batu – batu candi yang akan mengurangi nilai sejarah pada bangunan tersebut.
Pelapukan dapat dikatakan sebagai suatu proses alami yang dapat menghancurkan batuan menjadi tanah.
Cara Mengatasi Pelapukan
Berikut ini adalah cara untuk mengatasi pelapukan yang terjadi pada kayu atau batuan, antara lain:
a. Pelapukan pada Kayu
Cara mencegah atau memperlambat pelapukan yang terjadi pada kayu dapat kalian lakukan dengan beberapa cara dibawah ini:
- Kayu dikeringkan dengan menggunakan alat khusus (dioven) guna menurunkan kadar air.
- Lalu kayu juga bisa dilapisi dengan memakai cat atau pernis guna mengurangi daya penyerapan air.
- Kayu ditempatkan pada ruangan yang tak lembab.
- Dan terakhir kayu bisa diberi zat anti rayap.
b. Pelapukan pada Batuan
Apabila kalian memiliki berbagai benda atau patung yang terbuat dari batu, maka hendaknya kalian jangan menaruh benda tersebut di alam terbuka.
Sebab nantinya, panas dari matahari serta cuaca yang berubah – ubah dapat membuat benda yang terbuat dari batu itu akan cepat lapuk dan juga pecah.
Pelapukan tersebut juga dapat menimbulkan perpecahan pada candi karena adanya pertumbuhan oleh lumut dan unsur – unsur alam lainnya.
Maka dari itu, membersihkan lumut yang berada pada dinding – dinding candi dapat membantu untuk memperlambat pelapukan dan juga bisa mempertahankan keindahan candi itu sendiri.
The post Jenis Pelapukan appeared first on Tuliskan.
ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Comments
Post a Comment