Budaya Politik Kaula - Poin 100
Keberadaan internet membuat siapa saja bisa mengakses berbagai informasi, maka tidak heran belakangan ini banyak sekali betebaran situs-situs yang membahas mengenai Budaya Politik Kaula. Hal ini sangat logis mengingat di era pandemi ini, masyarakat kita lebih sering melakukan proses belajar mengajar secara daring. Baiklah sudah cukup basa-basinya, yuk langsung masuk ke pembahasan saja.
Penjelasan Lengkap Budaya Politik Kaula
Budaya politik memiliki beberapa tipe, yakni budaya politik parokial, kaula (subjek), dan budaya politik partisipan. Namun kali ini, kita hanya akan membahas terkait Budaya Politik Kaula saja.
Budaya politik sendiri adalah pola perilaku sebuah masyarakat di dalam kehidupan bernegara, penyelenggaraan administrasi negara, hukum, politik pemerintahan, norma kebiasaan yang dihayati oleh semua anggota masyarakat pada setiap harinya.
Pada budaya politik ini juga bisa diartikan sebagai sebuah sistem nilai bersama sebuah masyarakat yang mempunyai kesadaran guna berpartisipasi di dalam pengambilan keputusan kolektif serta penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.
Lantas, untuk pengertian budaya politik kaula sendiri akan dibahas pada ulasan di bawah ini.
Pengertian Budaya Politik Kaula
Budaya politik kaula merupakan suatu pembentukan unsur kebiasaan yang mana masyarakatnya ingin lebih maju di dalam bidang ekonomi atau sosial.
Walaupun di dalam kebiasaan politik ini masyarakat masih cenderung relatif pasif, tetapi mereka telah bisa memahami mengenai adanya sistem politik dan juga sudah mematuhi undang – undang serta seluruh aparat pemerintahan.
Yang dimaksud sebagai budaya politik masyarakat yang bersangkutan telah relatif maju baik itu dalam bidang sosial atau ekonominya, namun mereka masih bersifat pasif.
Budaya politik pada sebuah masyarakat bisa disebut sebagai subyek jika ada suatu frekuensi orientasi yang tinggi pada pengetahuan sistem politik secara umum serta objek output / adanya pemahaman terkait penguatan kebijakan yang diciptakan oleh pemerintah.
Tetapi frekuensi orientasi terkait struktur serta peranan di dalam pembuatan kebijakan yang dikerjakan pemerintah tersebut tidak terlalu diperhatikan.
Para subyek tersebut menyadari akan otoritas pemerintah serta secara efektif mereka diarahkan kepada otoritas tersebut.
Sikap dari masyarakat kepada sistem politik yang ada ditujukan lewat adanya rasa bangga hingga rasa tidak suka.
Intinya di dalam suatu kebudayaan politik subyek, sudah terdapat pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum dan juga proses penguatan kebijakan yang diciptakan oleh pemerintah.
Demokrasi tersebut sulit berkembang di dalam masyarakat dengan budaya politik subjek, sebab masing – masing warga negaranya tidak aktif.
Perasaan berpengaruh pada proses politik juga muncul jika mereka sudah mengerjakan kontak dengan pejabat lokal.
Tak hanya itu saja, mereka juga mempunyai kompetensi politik serta keberdayaan politik yang rendah sehingga sangat sulit untuk mengharapkan partisipasi politik yang tinggi, agar terbentuk mekanisme kontrol pada berjalannya sistem politik.
Budaya politik yang menggambarkan jika anggotanya masyarakat mempunyai perhatian, minat, dan mungkin kesadaran pada sistem sebagai keseluruhan, khususnya di dalam aspek outputnya.
Ciri – Ciri Budaya Politik Kaula (Subjek)
Berikut ini adalah ciri – ciri dari budaya politik kaula atau subjek, yakni:
- Adanya suatu partisipasi yang pasif di dalam pengambilan suatu kebijakan.
- Masyarakat cenderung diam saat tidak setuju dengan keputusan yang diambil pemerintah.
- Terdapat permintaan, kesadaran, serta perhatian pada sistem politik.
- Tingkat sosial serta ekonomi masyarakat yang cenderung relatif maju, namun hubungan masyarakat dengan sistem politik sifatnya pasif.
- Demokrasi yang sulit berkembang.
- Jika tidak menyukai sistem politik yang ditetapkan, masyarakat hanya diam serta akan menyimpan perasaannya.
- Masyarakat lebih maju secara pendidikan, ekonomi, dan sosial.
- Masyarakat secara umum menerima, patuh, loyal, serta setia pada anjuran, perintah, dan juga kebijakan dari pimpinannya.
- Adanya pengertian sekaligus pemahaman pada berbagai hal yang menjadi kebijakan dari pemerintah.
- Terdapat kesadaran dari masyarakat pada otoritas pemerintah.
- Pemerintah mempunyai kewenangan tertinggi dan cenderung bersifat otoriter.
Contoh Budaya Politik Kaula
Berikut ini adalah beberapa contoh kebiasaan politik subjek / kaula yang tidak sedikit bisa kalian temui, antara lain:
- Tidak memiliki keberanian untuk mengucapkan pendapat politiknya di depan khalayak umum.
- Kemudian tidak menginginkan ikut serta di dalam hal pemilihan presiden serta perangkat lainnya sebab untuk mereka, presiden yang nantinya terpilih tidak dapat membawa perubahan apa pun serta cenderung memilih untuk tidak mengikuti pemilu.
Contoh yang masuk ke dalam tipe kebiasaan politik kaula / subjek ini ada pada negara Korea Utara yang notabene menggunakan sistem pemerintahan komunis.
Di dalam menjalankan sistem pemerintahannya, negara tersebut menyerahkan kesadaran sarat mengenai pentinya pembangunan pada masyarakat, tetapi semua hal itu tidak mempengaruhi kepandaian subjek yang dikerjakan oleh pemerintahan.
Apabila di negara Indonesia sendiri, penerapan di dalam kasus kebiasaan politik kaula / subjek ini berlaku ketika masa demokrasi terpimpin / pada masa orde baru.
Di dalam era tersebut, masyarakat sadar akan pentingnya politik, tetapi sepenuhnya dikendalikan secara ketat oleh pemerintah pusatnya.
Rangkuman
Budaya politik kaula merupakan budaya politik yang berada di tengah – tengah antara budaya politik parokial dengan budaya politik partisipan.
Dilansir dari Open Scholar Princeton, di dalam budaya politik subyek, masyarakat mempunyai orientasi kognitif yang tinggi, afektif, serta evaluative yang tinggi pada sistem politik serta keluaran kebijakan oleh pemerintah.
Budaya politik kaula (subjek) memiliki tingkatan yang lebih tinggi derajatnya di atas budaya politik parokial.
Di dalam budaya politik satu ini, warga negara mempunyai rasa perhatian terhadap sistem politik negara, namun mereka masih malas untuk mengerjakan aktivitas yang berhubungan dengan sistem politik satu ini.
Warga negara yang menggunakan budaya politik kaula masih tetap update mengenai apa saja yang terdapat di dalam berita – berita mengenai politik, namun mereka tidak bangga pada negaranya. Mereka pun tidak bangga mengenai sistem politik yang diterapkan oleh negara mereka.
Demokrasi masih sulit untuk berkembang di area masyarakat ini, sebab masyarakatnya yang masih pasif.
Masyarakat di kawasan budaya politik ini sulit untuk diajak berkompetisi yang berhubungan dengan sistem politik negara mereka.
Sesuai dari pernyataan diatas, maka dapat kita simpulkan jika karakter dari budaya politik kaula yaitu:
- Masyarakat sadar akan kehadiran serta wewenang pemerintah.
- Orientasi di dalam masyarakat lebih bersifat normatif.
- Hubungannya pada sistem politik secara umum masih kurang aktif.
Budaya politik kaula ini sendiri disebarkan oleh orang Perancis.
Sementara budaya politik yang digolongkan menjadi tiga bagian (budaya politik parokial, budaya politik kaula, serta budaya politik partisipan) dituturkan oleh dua ilmuwan politik yang bernama Gabriel Almond dan Sidney Verba didalam buku mengenai budaya politik di Jerman, Meksiko, Italia, Inggris, serta Amerika Serikat dengan judul “The Civic Culture” pada tahun 1963.
Budaya politik kaula ini diterapkan oleh negara Jerman dan Italia. Sehingga masyarakat di dalam budaya politik kaula cenderung lebih maju secara ekonomi, politik, dan juga sosial.
The post Budaya Politik Kaula appeared first on Yuksinau.
ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Comments
Post a Comment