Teks Pantun - Poin 100
Keberadaan internet membuat siapa saja bisa mengakses berbagai informasi, maka tidak heran belakangan ini banyak sekali betebaran situs-situs yang membahas mengenai Teks Pantun. Hal ini sangat logis mengingat di era pandemi ini, masyarakat kita lebih sering melakukan proses belajar mengajar secara daring. Baiklah sudah cukup basa-basinya, yuk langsung masuk ke pembahasan saja.
Penjelasan Lengkap Teks Pantun
Secara umum, pantun merupakan puisi lama yang sudah amat terkenal serta seringkali dipakai untuk memeriahkan suatu acara.
Contohnya ada dalam acara lenong, dimana pantun ini dilontarkan oleh dua orang jawara lenong.
Selain itu, pantun juga memiliki beberapa macam dengan isi dan tujuan yang berbeda – beda, selengkapnya simak ulasan di bawah ini:
Pengertian Pantun
1. Secara Umum
Pantun adalah salah satu jenis puisi lama empat bait yang terdiri atas sampiran dan isi.
Dilihat dari asal usulnya, pantun ini berasal dari bahasa Minangkabau yakni “patuntun” yang artinya penuntun.
Pantun juga memiliki nama lain yaitu parikan / paparikan / umpasa pada daerah – daerah tertentu.
Tak hanya itu saja, pantun juga terdiri atas empat baris yang mempunyai bait sama dan isinya berupa sampiran dan serta, seperti contoh di bawah ini:
Pergi ke pasar membeli semangka
Semangka habis tinggal bijinya
Jika kalian ingin bahagia
Usaha serta doa merupakan kuncinya
Keterangan:
- Bait pertama serta kedua pantun di atas adalah sampiran dan bait ketiga serta keempat adalah isi.
- Mempunyai rima a-a-a-a di setiap akhir suku kata dan baitnya selalu sama.
Kerap kali pantun juga mempunyai rima lain seperti a-b-a-b serta terdiri dari 8-12 suku kata.
2. Menurut Para Ahli
Berikut adalah beberapa pengertian pantun menurut para ahli, antara lain:
1. Herman J Waluyo “2005:32”
Pantun merupakan suatu puisi melayu asli yang telah mendarah daging di dalam budaya masyarakat”.
2. Sunarti “2005:11”
Pantun adalah salah satu bentuk puisi lama, serta keindahannya ada di dalam segi bahasanya. Salah satu keindahan yang ada pada bahasa pantun ditandai dengan rima a-b-a-b di setiap akhir barisnya.
3. Edi & Farika “2008:89”
Pantun merupakan suatu bentuk puisi lama yang telah dikenal luas pada beragam bahasa di nusantara. Di dalam bahasa jawa, pantun dikenal sebagai parikan, serta dalam bahasa sunda pantun dikenal sebagai paparikan.
4. Hidayat “2010:1”
Pantun adalah salah satu jenis puisi melayu lama yang dikenal secara luas di nusantara.
5. KBBI
Pantun adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu) di mana pada setiap baitnya (kuplet) terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b) di setiap akhir kalimat.
Terdiri dari sampiran (pada bait pertama dan kedua) yang dipakai sebagai tumpuan, sementara untuk bait ketiga dan keempat adalah isinya, setiap larik terdiri dari empat kata.
Pantun juga kerap disebut sebagai peribahasa sindiran.
Ciri – Ciri Pantun
Berikut adalah ciri – ciri pantun, antara lain:
- Dua bait atau baris pertama merupakan sampiran serta dua baris terakhir merupakan bagian isi.
- Setiap barisnya mempunyai 8 – 12 suku kata.
- Mempunyai rima a-b-a-b atau a-a-a-a.
- Satu baris terdiri dari 4 – 6 kata.
- Satu bait terdiri dari 8 – 12 suku kata.
- Terdiri atas empat baris.
Kaidah Kebahasaan Pantun
1. Diksi
Merupakan pilihan kata yang cocok dan tepat pada pemakaiannya untuk menyampaikan gagasan sehingga didapatkan efek tertentu seperti yang diharapkan.
2. Bahasa kiasan
Merupakan bahasa yang dipakai si pelantun guna memberikan gambaran makna secara tidak langsung.
Pada umumnya bahasa kiasan ini berwujud peribahasa atau ungkapan.
3. Imaji
Merupakan ilustrasi yang dibuat oleh si pelantun secara tidak langsung.
Dengan imaji ini seolah – olah apa yang digambarkan dalam teks pantun bisa didengar (imaji auditif), dilihat (imaji visual), dan atau dirasa (imaji taktil).
4. Bunyi
Pada umumnya muncul dari adanya kiasan, imaji, serta diksi yang dibuat pada saat menuturkan pantun.
Biasanya terdapat unsur rhyme (rima) serta rhythm (ritme) untuk memperindah pantun serta lebih mudah mengingat.
Struktur Teks Pantun
Pada setiap pantun akan disusun dengan dua elemen penting sehingga akan membentuk pantun secara utuh.
Berikut adalah struktur pembangun pada teks pantun, antara lain:
- Sampiran
Bagian ini berada di baris pertama & kedua. Pada sampiran tidak memiliki kaitan dengan bagian isi pantun. - Isi
Bagian isi pantun ada di baris ketiga & keempat. Pada bagian isi pantun adalah tujuan dari pantun yang akan disampaikan.
Jenis – Jenis Pantun
Pada dasarnya, pantun ini merupakan puisi lama sederhana, tetapi di dalam pantun terdiri dari 2 macam jenis yang berbeda, yaitu dilihat dari isi dan bentuk pantun itu sendiri.
Berikut penjelasan lebih lanjut:
1. Pantun Berdasarkan Isi
Berdasarkan isinya, pantun dibagi lagi menjadi beberapa jenis, diantaranya ialah sebagai berikut:
a. Pantun Percintaan
Jenis ini kerap kali dipakai untuk mengungkapkan isi hati dari seseorang pada orang lain.
Pada umumnya, pantun percintaan ini sangat populer di kalangan remaja yang tengah dimabuk cinta.
Contoh:
Masuk acara memakai batik
Dengar nyanyian dari alunan gitar
Datang kepadaku wahai wanita cantik
Mata terpana hati kian bergetar
b. Pantun Jenaka
Pantun jenaka adalah pantun yang di dalamnya berisi jenaka atau suatu lelucon yang menarik.
Tujuan dari pembuatan pantun ini yaitu untuk memberikan hiburan pada para pembaca atau pendengar.
Contoh:
Pergi berkebun memetik alpukat
Alpukat dimakan sembari berdiri
Nona datang semakin mendekat
Bersuara keras membikin aku lari
c. Pantun Peribahasa
Peribahasa adalah suatu pepatah yang dapat dijadikan petuah.
Tetapi dalam praktek penyampaiannya, peribahasa juga sering kali disandingkan bersama pantun.
Contoh:
Semakin gelap saat malam
Tanpa selimut akan kedinginan
Air beriak tanda tidak dalam
Air tenang akan menghanyutkan
d. Pantun Adat
Secara umum, pantun adat adalah jenis pantun yang isinya terkait kebudayaan maupun adat di dalam masyarakat.
Contoh:
Manis madu semanis gula
Madu dimakan enak rasanya
Seribu pulau seribu budaya
Jadi kebanggaan Indonesia
e. Pantun Teka – Teki
Pantun teka – teki adalah pantun yang memberikan pertanyaan supaya pembaca atau pendengar akan menebak jawabannya.
Contoh:
Bukan karung namun berisi
Berbau khas namun tidak amis
Coba tebak apakah ini?
Ekor dibakar kepala yang habis
f. Pantun Agama
Pantun agama merupakan jenis pantun yang isinya membahas terkait hubungan manusia dengan penciptanya.
Jenis ini pada umumnya berisikan nasihat serta pesan moral yang sesuai dengan nilai – nilai agama tertentu.
Contoh:
Pisang Ambon ditanam di gunung
Tumbuh dua puluh layu sebatang
Buruk orang jangan kalian cari
Bila kalian tengah berpuasa
g. Pantun Agama
Nasihat di dalam agama juga kerap kali dibuat sebagai kiasan pada pantun supaya tidak jenuh pada saat mendengar pantun yang biasa.
Contoh:
Sepohon kayu daunnya rimbun
Lebat bunganya serta buahnya
Walaupun hidup seribu tahun
Bila tak sembahyang apa gunanya
h. Pantun Anak
Pantun anak merupakan jenis pantun yang berkaitan dengan anak serta memiliki tujuan untuk membuat anak senang dan dapat memberikan edukasi untuk anak.
Contoh:
Minum kopi di waktu hujan
Memang sangat nikmat rasanya
Anak baik anak teladan
Jadilah kebanggaan keluarga
i. Pantun Nasehat
Pantun nasehat merupakan jenis pantun yang berisi untuk memberikan himbauan, anjuran, maupun pesan moral pada seseorang atau khalayak.
Contoh:
Cepat bergegas untuk bertemu
Bertemu sembari membawa gulali
Kaya harta miskin ilmu
Tentulah merugi sama sekali
j. Pantun Kepahlawanan
Pantun kepahlawanan merupakan jenis pantun yang berisi akan semangat kepahlawanan.
Contoh:
Pagi – pagi olahraga
Olahraga pengen makan pisang
Meski raga pejuang sudah tiada
Namamu tetap akan dikenang
k. Pantun Budi
Pantun budi memberikan nasihat supaya pembaca atau pendengarnya selalu berlaku baik di dalam menjalani kehidupan.
Contoh:
Ayam jantan si ayam jalak
Jaguh Siantan nama diberi
Rezeki tak saya tolak
Musuh tak saya cari
l. Pantun Perpisahan
Pantun jenis satu ini mengungkapkan rasa kehilangan dari pemantun karena ditinggal orang yang disayanginya.
Atau bisa juga isinya mengenai harapan supaya si pemantun serta pembaca atau pendengar dapat bertemu kembali.
Contoh:
Pucuk pauh delima batu
Anak sembilang di tapak tangan
Biar jauh di negeri satu
Hilang di mata di hati jangan
2. Pantun Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, pantun dibagi lagi menjadi empat jenis, diantaranya ialah sebagai berikut:
a. Pantun Biasa
Contoh pantun biasa:
Malam hari main kulintang
Ditemani dengan kawan tersayang
Bagaimana hati tak jadi bimbang
Kepala botak minta untuk dikepang
b. Talibun
Talibun merupakan jenis pantun yang memiliki jumlah baris lebih dari 4 baris serta pada setiap baitnya harus genap, contohnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Catatan:
- Apabila satu bait isinya terdiri dari 6 baris, maka 3 baris pertama merupakan sampiran serta 3 baris sisanya merupakan isi. Dan untuk sajaknya akan menjadi a-b-c-a-b-c.
- Apabila satu bait isinya terdiri dari 8 baris, maka 4 baris pertama merupakan sampiran serta 4 baris sisanya merupakan. Dan untuk sajaknya akan menjadi a-b-c-d-a-b-c-d.
Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahuluKalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
c. Pantun Seloka / Pantun Berkait
Seloka merupakan jenis pantun berkait yang tak cukup hanya dengan satu bait saja, sebab pantun berkait ini adalah jalinan atas beberapa bait.
Ciri – ciri seloka:
- Baris kedua & keempat di bait pertama digunakan sebagai baris pertama serta ketiga di bait kedua.
- Baris kedua & keempat di bait kedua digunakan sebagai baris pertama serta ketiga di bait ketiga.
- Dan seterusnya.
Contoh:
Bait I
Taman melati di rumah – rumah (baris I)
Ubur – ubur sampingan dua (baris II)
Jika mati kita bersama (baris III)
Satu kubur kita berdua (baris IV)Bait II
Ubur – ubur sampingan dua (baris I)
Taman melati bersusun tangkai (baris II)
Satu kubur kita berdua (baris III)
Jika boleh bersusun bangkai (baris IV)
d. Pantun Kilat / Karmina
Ciri – ciri karmina:
- Setiap bait terdiri dari dua baris.
- Baris pertama menjadi sampiran, dan baris kedua menjadi isi.
- Memiliki sajak a-a.
- Setiap baris terdiri atas 8 – 12 suku kata.
Contoh:
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci
Cara Mengevaluasi Teks Pantun
Terdapat beberapa cara mudah yang dapat kalian gunakan untuk mengevaluasi teks pantun, dikarenakan teks pantun ini banyak memakai kata arkais serta kata konotasi, maka kalian dapat memanfaatkan KBBI untuk dijadikan sebagai pedoman.
Berikut adalah cara untuk mengevaluasi teks pantun:
- Bacalah teks pantun yang akan diartikan dengan memakai irama atau ritme yang tepat.
- Cobalah mencari kaitan diantara sampiran dengan isi pantun.
- Cari kata – kata yang tak lazim (kata arkais) serta kata – kata konotasi yang ada di dalam pantun kemudian berpedoman lah di KBBI untuk memahami arti kata demi kata
- Simpulkan makna isi dari teks pantun itu.
Selain cara di atas, kalian juga bisa memakai parafrasa sederhana.
The post Teks Pantun appeared first on Tuliskan.
ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Comments
Post a Comment