Modul Adalah - Poin 100

Modul Adalah - Sejauh ini mungkin ada diantara kita yang belum tahu tentang "Modul Adalah?" Namun tak perlu berkecil hati, karena di era sekarang sangat mudah untuk mencari informasi apa saja, buktinya Anda menemukan situs Poin 100 ini. Tentu Anda tidak secara kebetulan tiba-tiba berada di situs ini bukan? Kami yakin demikian adanya.

Bisa jadi beberapa waktu lalu Anda mengetik kata 'Modul Adalah' di google dan menemukan situs ini berada di urutan atas pencarian Anda. Untuk itu kami ucapakan selamat datang di situs poin100. blogspot. com yang merupakan situs yang berisi berbagai informasi terkait pendidikan, pengetahuan, materi pelajaran, tips n trik, tutorial dan banyak lagi lainnya. Nah kami sudah merangkum informasi terkait Modul Adalah, yuk langsung disimak saja.

Pembahasan Lengkap Modul Adalah

Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Modul? Mungkin anda pernah mendengar kata Modul? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, fungsi, karakteristik, prinsip, sistematika, pengaturan, penggunaan, komponen dan langkah. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.

Modul Adalah

Pengertian Modul

Modul adalah satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar. Menurut Goldschmid,”… module as a self-contained, independent unit of a planned saries of lesrning activities designed to help the student accomplish certain well defined.”… modul sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, didesain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu. Menurut buku Pedoman Penyusunan Modul, yang dimaksud dengan modul adalah satu unit program belajar-mengajar terkecil yang secara terinci menggariskan (1) tujuan-tujuan pembelajaran, (2) pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan, (3) kedudukan dan  gungsi satuan dalam kesatuan program yang lebih luas, (4) peranan guru di dalam proses belajar-mengajar, (5) alat dan sumber yang akan dipakai, (6) kegiatan belajar-mengajar yang akan/harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan, dan (7) lembaran-lembaran kerja yang akan dilaksanakan selama berjalannnya proses belajar (Cece Wijaya, dkk., dalam buku Sukiman., 2012: 132).


Dari uraian diatas dapat dipahai bahwa ciri-ciri suatu modul adalah: pertama, modul merupakan suatu unit bahan belajar  yang dirancang secara khusus sehingga dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri, kedua, modul merupakan program pembelajaran yang utuh, disusun secara sistematis mengacu pada tujuan pembelajaran atau kompetens yang jelas dn terukur, ketiga, modul memuat tujuan pembelajaran/kompetensi, bahan dan kegiatan untuk mencapai tujuan serta alat evaluasi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, dan keempat, modul biasanya digunakan sebagai bahan belajar mandiri pada sisitem pendidikan jarak jau yang dimaksudkan untuk mengatasi kesulitan bagi para peserta didik yang tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional tatap muka dikelas.


Fungsi Modul

Sistem pengajaran modul dikembangkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan sistem pengajaran tradisional. Selain itu modul juga berfungsi sebagai berikut:

  1. Adanya peningkatan motivasi belajar secara maksimal.
  2. Adanya peningkatan kreativitas guru dalam mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan serta  pelayanan individual yang lebih mantap.
  3. Dapat mewujudkan prinsip maju berkelanjutan secara tidak terbatas.
  4. Dapat mewujudkan belajar yang lebih berkonsentrasi.

Karakteristik Modul

Untuk menghasilkan modul yang mampu menghasilkan motivasi penggunanya, modul harus mencakup beberapa karakteristik tertentu. Karakteristik untuk pengembangan modul antara lain sebagai berikut: pertama, self instructional (peserta didik mampu belajar mandiri dan tidak tergantung pihak lain). Untuk memenuhi self instructional, modul harus:

  • Merumuskan standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan jelas
  • Mengemas materi pembelajaran ke dalam unit-unit kecil/spesifik sehingga memudahkan peserta didik untuk belajar dengan tuntas
  • Menyediakan contoh dan ilustrasi pendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran.
  • Menyajikan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan peserta didik memberikan respons dan mengukur penguasaannya.
  • Konstektual; materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan peserta didik.
  • Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif.
  • Menyajikan rangkuman materi pembelajaran
  • Menyajikan instrumen penilaian (assessment), yang memungkinkan peserta didik melakukan self assessement.
  • Menyajikan umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi.
  • Menyediakan informasi tentang rujukan (referensi) yang mendukung materi didik

Kedua, self contained. seluruh materi pembelajaran dari stu unit standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dipelajari terdapat dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi pembelajaran karena materi dikemas dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu standar kompetensi hal itu harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan kompleksitas kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.


Ketiga stand alone. Modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak harus menggunakan media lain untuk mempelajari materi diklat. Jika peserta didik harus menggunakan media lain dan bergantung pada medialain selain modul yang digunakan, modul tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri. Keempat yaitu adaptive. Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan memperhatikan perkembangan ilmu dan teknologi, perkembangnan modul hendaknya tetap up to date. Kelima adalah unsur friendly. Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau mudah digunakan oleh peserta didik. Setiap instruksi dan informasi yang diberikan bersifat mempermudah peserta didik. Pengunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan penggunaan istilah yang umum merupakan salah satu bentuk user friendly.


Prinsip Pengajaran Modul

Menyusun modul tidaklah gampang. Modul harus disesuaikan dengan minat, perhatian dan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu penyusunan modul perlu memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan modul. Di antara prinsip-prinsip tersebut menurut Cece Wijaya, dkk (1992: 98) adalah sebagai berikut:

  1. Modul sebaiknya di susun manurut prosedur pengembangan sistem instruksional (PPSI)
  2. Penyusunan modul harus lenkap dan dapat mewujudkan kesatuan bulat antara jenis-jenis kegiatan yng harus ditempuh.
  3. Modul disusun hendaknya berdasar atas tujuan-tujuan pembelajaran yang jelas dan khusus.
  4. Bahasa modul harus menarik dan selalu merangsang pesrta didik untuk berfikir.
  5. Modul harus memungkinkan penggunaan multimedia yang relevan dengan tujuan.
  6. Waktu mengerjakan modul sebaiknya berkisar antara 4 sampai 8 jampelajarann.
  7. Modul harus disesuaikan dengan tingkat kemampun peserta didik dan memberi kesempatan peserta didik untuk menyelesaikannya secara individual.

Sistematika Penulisan Modul

Dalam penulisan modul, yang harus menjadi perhatian utama adalah peserta didik. Dengan demikian, dalam merencanakan modul perlu disiapkan hal-hal sebagai berikut:

  • Pembuatan outline modul yang akan disusun dalam rangka memberikan kerangka penulisan modul dan dapat digunakan untuk kedalaman materi modul dalam setiap jenjang diklat.
  • Petunjuk yang harus dilakukan peserta didik dalam mempelajari modul.
  • Materi pelajaran yang lalu sebagai pemantapan, terutama yang berkaitan dengan materi yang akan diberikan.

Bagian kegiatan belajar berisi tentang pembahasan materi modul sesuai dengan tuntutan isi kurikulum atau silabus mata pelajaran. Setiap kegiatan belajar meliputi: 1) Rumusan kompetensi dasar (KD) dan indikator, 2) Materi pokok, 3) Uraian materi berupa penjelasan, contoh dan ilustrasi-ilustrasi, 4) Rangkuman, 5) Tugas/latihan, 6) Tes Mandiri, 7) Kunci Jawaban, 8) Umpan balik (feedback). Evaluasi berisi soal-soal untuk mengukur penguasaan peserta didik setelah mereka mempelajari keseluruhan isi modul. Setelah mengerjakan soal-soal tersebut, mereka langsung dapat mencocokkan jawaban mereka dengan kunci jawaban yang tersedia dan sekaligus menganalisis tingkat penguasaan mereka. Di bagian akhir modul biasanya dilengkapi dengan glosarium dan daftar pustaka. Glosarium adalah daftar kata-kata yang dipandang sulit beserta penjelasannya. Dengan adanya glosarium ini diharapkan peserta didik betul-betul dapat belajar secara mandiri.


Pengaturan Muatan Konsep Modul

Modul memerlukan pengaturan muatan konsep untuk lebih memotivasi peserta didik. Ada beberapa cara untuk mengatur muatan konsep adalah sebagai berikut : pertama, kepadatan informasi. Penulisan modul ini diawali dari materi yang diketahui peserta didik ke materi yang belum diketahui peserta didik serta pemberian daftar kata sulit dan penyajian konsep secara konkret disertai contoh. Kedua, simulasi tambahan. Penulisan modul sebaiknya dapat memberikan rangsangan dengan menambahkan pertanyaan dan kegiatan yang dapat dianalisis dan dikerjakan oleh peserta didik.


Penggunaan Bahasa dalam Penulisan Modul

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar serta dipahami peserta didik:

  1. Bahasa u=yang digunakan dalam bahasa modul harus menggunakan bahasa yang baik dan benar.
  2. Setiap paragraf hanya terdiri atas satu ide pokok atau gagasan pikiran. Ide pokok tertuang dalam kaliamat utama.
  3. Modul ditulis menggunakan bahas percakapan , bersahabat, dan komunikatif.
  4. Buat bahasa lisan dalam tulisan.
  5. Gunakan sapaanakrab yang menyentuh secara pribadi (gunakan kata ganti orang).
  6. Pilih kalimat sederhana, pendek, tidak beranak cucu.
  7. Hindari istilah yang sangat asing dan terlalu teknis.
  8. Hindari kalimat pasif dan negatif ganda.
  9. Gunakan pertanyaan retorik.
  10. Sesekali bisa gunakan kalimat santai, humoris, ngetrend.
  11. Gunakan bantuan ilustrasi untuk informasi yang abstrak.
  12. Berikan ungkapan pujian, memotivasi.
  13. Ciptakan kesan modul sebagai bhan belajar yang hidup.

Komponen-Komponen Modul

Berdasarkan batasan modul di atas, dapat diketahui bahwa komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdapat modul,  adalah sebagai berikut:

  • Pedoman guru

Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar pengajaran dapat diselenggarakan secara efisien, juga memberi penjelasan tentang:

  • Macam-macam yang harus dilakukan oleh guru
  • Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul itu
  • Alat-alat pelajaran yang harus digunakan.
  • Petunjuk-petunjuk evaluasi.

  • Lembar kegiatan siswa

Lembar kegiatan ini, memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa dan pelajaran juga disusun secara teratur langkah demi langkah sehingga dapat diikuti dengan mudah oleh siswa. Dalam lembaran kegiatan, tercantum pula kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa, misalnya mengadakan percobaan, membaca kamus, dan sebagainya.


  • Lembar kerja

Lembar kerja ini menyertai lembar kegiatan siswa, digunakan untuk menjawab atau mengerjakan soal-soal tugas atau masalah yang harus dipecahkan.


  • Kunci lembaran kerja

Maksudnya agar siswa dapat mengevaluasi (mengoreksi) sendiri hasil pekerjaannya, apabila siswa membuat kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat meninjau kembali pekerjaannya.


  • Lembaran tes

Tiap modul disertai lembaran tes, yakni alat evaluasi yang digunakan sebagai alat pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yang telah dirumuskan dalam modul itu. Jadi, lembaran tes berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut.


  • Kunci lembaran tes

Kunci lembaran tes sebagai alat koreksi sendiri terhadap penilaian yang dilaksanakan.


Langkah-langkah Penyusunan Modul

Suatu modul yang digunakan di sekolah, disusun atau ditulis dengan melalui langkah-langkah seperti berikut:

  1. Menetapkan (menggariskan) tujuan intruksional umum (TIU) yang akan dicapai dengan mempelajari modul tersebut.
  2. Merumuskan tujuan intruksional khusus (TIK) yang merupakan perincian atau pengkhususan dari tujuan intruksional umum tadi.
  3. Menyusun soal-soal penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan intruksional khusus bisa dicapai.
  4. Identifikasi pokok materi pelajaran yang sesuai dengan setiap tujuan intruksional khusus.
  5. Mengatur/menyusun pokok-pokok materi tersebut di dalam urutan yang logis dan fungsional.
  6. Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar murid.
  7. Memeriksa sejauh mana langkah-langkah kegiatan belajar telah diarahkan untuk mencapai semua tujuan yang telah dirumuskan.
  8. Identifikasi alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan belajar dengan modul itu.

Demikian Penjelasan Materi Tentang Modul Adalah: Pengertian, Fungsi, Karakteristik, Prinsip, Sistematika, Pengaturan, Penggunaan, Komponen dan Langkah Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.

The post Modul Adalah first appeared on PAKDOSEN.CO.ID.

ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Memuat...

Ketika Anda membaca kalimat ini, berarti Anda sudah sampai dibagian akhir dari pembahasan tentang Modul Adalah - Poin 100. Besar harapan kami ulasan yang kami sampaikan diatas bisa menjadi sarana pembelajaran untuk kita semua, terutama untuk Anda yang memang sedang mencarinya. Tak lupa kami sampaikan banyak terima kasih karena sudah berkunjung ke situs poin100. blogspot. com dan membaca hingga selesai. Salam santun dan sampai ketemu di artikel selanjutnya.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Download Video Youtube - Poin 100

Cara Mengubah Video Menjadi MP3 - Poin 100

Contoh Berita Acara - Poin 100